Begini Akhir Nasib Si Budak Harta

MADINA, iNewsMadina.id - Dalam Islam, harta adalah amanah dari Allah SWT yang harus dikelola dengan baik dan digunakan sesuai dengan ajaran agama. Islam tidak melarang umatnya untuk mencari dan memiliki harta, tetapi menekankan bahwa harta harus diperoleh dengan cara yang halal, dikelola dengan bijak, dan dibelanjakan untuk kebaikan.
Harta juga menjadi ujian bagi manusia. Sebagian menggunakannya dengan cara yang halal dan penuh keberkahan, tetapi sebagian lainnya justru diperbudak olehnya hingga tidak peduli dari mana dan bagaimana cara mendapatkannya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْلَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ
"Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian mewah yang terbuat dari wool/sutera). Jika diberi, ia ridha, tetapi jika tidak diberi, ia murka." (HR Bukhari: 2887).
Hadits ini menggambarkan orang yang menjadikan harta sebagai tujuan utama hidupnya hingga rela mengorbankan prinsip dan nilai agama demi memperolehnya. Mereka tidak lagi memperhatikan apakah rezeki yang mereka dapatkan berasal dari sumber yang halal atau haram.
Padahal, seorang mukmin sejati adalah mereka yang ridha dengan ketentuan Allah Ta'ala dan menjadikan harta sebagai sarana untuk beribadah serta berbuat kebaikan. Semoga Allah Ta'ala menjauhkan kita dari sifat tamak terhadap dunia dan menjadikan kita hamba yang lebih mencintai ridha-Nya daripada sekadar mengejar materi.
Wallahu Ta‘āla a‘lam bishawab.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar