MADINA, iNewsMadina.id - Shalat Witir dalam Islam adalah shalat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil, dikerjakan sebagai penutup shalat malam. Witir memiliki keutamaan besar dan sangat dianjurkan dalam Islam.
Sementara keutamaan Shalat Witir adalah
1. Dianjurkan oleh Rasulullah
"Sesungguhnya Allah itu witir (Maha Esa) dan menyukai witir, maka laksanakanlah shalat witir, wahai ahli Al-Qur'an!" (HR. Abu Dawud & Tirmidzi)
2. Menjadi penutup shalat malam
"Jadikanlah shalat terakhir kalian di malam hari adalah witir." (HR. Bukhari & Muslim)
3. Termasuk kebiasaan Rasulullah
Beliau tidak pernah meninggalkan shalat witir, baik dalam keadaan bermukim maupun safar.
Sementara waktu Shalat Witir yakni:
1. Setelah shalat Isya' hingga sebelum fajar (Subuh).
2. Jika khawatir tidak bisa bangun malam, sebaiknya dikerjakan sebelum tidur.
3. Jika yakin bisa bangun malam, lebih utama dikerjakan di sepertiga malam terakhir.
Menurut sekh Ibnu Utsaimin Rahimahulloh:
قال ابن عثيمين:
أ- إذا أوتر الإنسان بثلاث
1-فإما أن يصلي الثلاث ركعات جميعا في تشهد واحد، وتسليم واحد.
2-وإما أن يصلي ركعتين ويتشهد ويسلم، ثم يصلي الثالثة.
ب- وأما إذا أوتر بخمس فإن الأفضل أن يسردها جميعا ويتشهد في الخامسة ويسلم.
ت- وإذا أوتر بسبع فكذلك يسردها جميعا ويتشهد في السابعة ويسلم.
ث- وإذا أوتر بتسع سردها جميعا لكنه يتشهد بعد الثامنة ولا يسلم، ثم يقوم فيأتي بالتاسعة ويسلم.
ج- وإذا أوتر بإحدى عشرة فإنه يسلم من كل ركعتين.
مجموع الفتاوى (14/ 117)
Ibnu Utsaimin Rahimahulloh Berkata:
a . Jika seseorang melakukan witir tiga rakaat:
1. Ia bisa mengerjakan tiga rakaat sekaligus dengan satu tasyahud dan satu salam.
2. Atau, ia shalat dua rakaat terlebih dahulu, lalu tasyahud dan salam, kemudian mengerjakan rakaat ketiga.
b . Jika ia melakukan witir lima rakaat:
Lebih utama untuk mengerjakannya secara terus-menerus (tanpa salam) hingga tasyahud di rakaat kelima, kemudian salam.
c . Jika ia melakukan witir tujuh rakaat:
Demikian pula, ia mengerjakannya secara terus-menerus hingga tasyahud di rakaat ketujuh, kemudian salam.
d . Jika ia melakukan witir sembilan rakaat:
Ia mengerjakannya secara terus-menerus, tetapi tasyahud setelah rakaat kedelapan tanpa salam, lalu berdiri untuk rakaat kesembilan, kemudian salam.
e . Jika ia melakukan witir sebelas rakaat:
Ia mengerjakan shalat dengan salam setiap dua rakaat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta