Kisah Mualaf Debbie Rogers, Akhlak Mulia Membuat 30 Orang Keluarganya Ikut Memeluk Islam

MADINA, iNewsMadina.id - Kisah mualaf Debbie Rogers diawali dari akhlak mulia yang dimilikinya menjadi kunci utama dalam menyebarkan hidayah Allah kepada keluarganya. Wanita mualaf asal Skotlandia yang kini berganti nama menjadi Aisha ini berhasil membuat 30 anggota keluarga, kerabat, dan koleganya memeluk Islam.
Debbie Rogers menegaskan bahwa ia tidak menyesali keputusannya memeluk Islam. Sebaliknya, ia merasa sangat bahagia karena bisa membantu keluarga dan sahabatnya untuk memeluk agama yang sama.
Dilansir dari Aboutislam.net, Debbie memilih menjadi mualaf atas kesadaran pribadinya. Ia sering melihat sahabat kecilnya, Mohammed, sholat di sela-sela pekerjaannya di toko. Pemandangan itu, yang ia saksikan sejak usia 10 tahun, memberinya perasaan damai dan tenang.
Meskipun dibesarkan dalam keluarga non-Muslim yang taat, gadis ini memilih Islam sebagai jalan hidupnya pada usia 16 tahun dan mengganti namanya menjadi Aisha.
Ketekunannya dalam mempelajari agama Islam dan Al-Qur'an patut diacungi jempol, terbukti ia berhasil mengkhatamkan Alquran hanya dalam waktu setahun setelah menjadi mualaf. Namun, hubungan Aisha dan Mohammed yang semakin dekat terhalang restu orang tua Mohammed, yang menganggap Aisha sebagai perempuan berbudaya Barat yang dikhawatirkan akan menyesatkan Mohammed.
Keteguhan hati pasangan ini akhirnya membuahkan hasil. Hubungan mereka direstui dan pernikahan dilangsungkan di masjid setempat, bahkan Aisha mengenakan gaun yang dijahit sendiri oleh ibu mertuanya.
Mengutip Okezone, enam tahun kemudian, Aisha bertekad mengajak keluarganya menjadi mualaf. Ia memulai dengan mengenalkan esensi Islam kepada orang tuanya, menunjukkan perubahan positif dalam dirinya, seperti tidak lagi merendahkan atau membicarakan orang lain di belakang.
Pada akhirnya sang ibu mengikuti jejaknya dan mengubah namanya menjadi Sumayyah. Sang ibu istiqomah menggunakan hijab serta taat melaksanakan sholat. Sementara ayah Aisha masih perlu berpikir panjang untuk berpindah keyakinan.
Aisha, dibantu ibunya, mengajak sang ayah berdiskusi tentang Islam. Upaya keduanya tidak sia-sia, dan sang ayah pun memutuskan untuk memeluk Islam.
Tiga tahun kemudian, kakak Aisha memutuskan untuk menjadi mualaf, diikuti oleh istri dan anak-anaknya. Tak lama berselang, adik Aisha juga memilih jalan yang sama.
Setelah seluruh keluarganya memeluk Islam, Aisha melanjutkan dakwahnya kepada para tetangganya. Selama lebih dari 13 tahun, ia berhasil mengumpulkan keluarga dan kerabatnya dalam sebuah kelas kajian agama Islam. Perjuangan Aisha pun berbuah manis, ia berhasil mengislamkan 30 orang.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta