JAKARTA, iNews.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru-baru ini melaporkan bahwa di tengah gejolak kondisi global utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami penurunan.
Tercatat rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 39% dengan nominal utang mencapai Rp7.040,32 triliun.
Rasio utang tersebut dianggap masih sehat karena adanya penurunan rasio terhadap PDB. Penerimaan yang kuat dari ledakan komoditas berhasil mendorong penurunan rasio utang terhadap PDB sebesar 13%.
"Pandemi sekarang sudah memasuki tahun ketiga, tapi masih banyak negara yang mengalami defisit sangat dalam. Beberapa negara bahkan rasio utangnya lebih dramatis, sudah mencapai di atas 60% bahkan ada yang 80% bahkan 100% terhadap PDB," ungkap Sri Mulyani, baru-baru ini.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia mengalami tren penurunan hingga April 2022. Secara keseluruhan, utang mencapai di USD409,5 miliar pada April 2022.
Angka tersebut turun dibandingkan dengan ULN bulan sebelumnya USD412,1 miliar. Secara tahunan, posisi ULN April 2022 terkontraksi 2,2% yoy lebih dalam dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1% yoy.
Posisi ULN Pemerintah pada April 2022 tercatat sebesar 190,5 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD196,2 miliar.
Secara tahunan, pertumbuhan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,3% yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 3,4% yoy.
Pembayaran utang USD 1,9 miliar menjadi salah satu penyebab penurunan ULN. Dari total pembayaran tersebut pokok utang tercatat sebesar USD 1,576 miliar dan bunga sebesar USD 374 juta.
Pembayaran utang pemerintah dari penerimaan negara yang terus meningkat. Dalam empat bulan pertama tahun ini, APBN juga mengalami surplus hingga Rp 103,1 triliun atau 0,58% dari PDB.
Editor : Abdulloh Hilmi