Selain itu, Yuli mengaku juga mendapatkan kisah unik saat tengah jalan, lalu melihat jam menunjukkan sudah Magrub. Saat itu, ia memutuskan untuk menepi dan membatalkan puasanya dengan minum air sambil duudk di pedestarian. Namun, tiba-tiba ada seseorang tak dikenal bertanya dan memanggilnya mendekat ke mobilnya, lalu orang tersebut memberikan buah-buahan untuk berbuka puasa. Yuli merasa kaget mengingat muslim dapat dikatkan minoritas di Inggris.
"Jadi waktu itu aku lagi jalan dari kampus mauu pulang dan itu Magrib di jalan, aku sudah siapin minum dan lihat Hp sudah Magrib. Jadi aku menepi dan duduk, tiba-tiba ada orang manggil dan nanya aku bilang aku puasa dan dia ngeluarin makanan dari mobilnya. Dia seumuran bapak-bapak muda lah, sambil ngerokok, jadi agak deg-degan karena nggak kenal tapi dia juga ikut makan, akhirnya aku ikut makan, jadi itu pengalaman aku yang random ketemu di jalan raya," tuturnya.
Suasana yang Dirindukan dari Indonesia
Meskipun tengah menjalani ibadah puasa di London, Yuli tetap tidak merindukan suasana puasa di Indonesia. Ia mengaku tidak bisa mendengar suara adzan Magrib dari masjid yang biasa dinanti-nanti setiap bulan puasa.
Selain itu, ia juga merindukan suasana menjelang Magrib, seperti di Tanah Air. "Kangen suara adzan, di sini nggak, kebersamaan bersama saudara, teman, walaupun di sini juga banyak kaum muslim tapi tentu vibes-nya beda, nggak kayak di Indonesia," kata lulusan S1 UNJ ini.
Wah, jadi bagaimana suasana Ramadan kamu? Selamat berpuasa ya!
Editor : Khansa Fadli