JAKARTA, iNews.id - Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan utang luar negeri (ULN) Indonesia per 31 Mei 2022 berada di posisi Rp7.002 triliun.
Ekonom sekaligus Direktur CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan bahwa kondisi utang ini sudah merupakan lampu kuning dan pemerintah harus berhati-hati.
"Perlu menjadi kewaspadaan meski ada penurunan pertumbuhan ULN pemerintah sebesar 7,3% yoy per April 2022," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Senin (27/6/2022).
Penurunan ini cenderung disebabkan oleh kenaikan pendapatan negara dari sektor komoditas tambang dan perkebunan.
Bhima menyebutkan, masalah muncul ketika harga batu bara dan sawit mulai terkontraksi pada periode Juni sehingga memengaruhi windfall pajak dan PNBP.
Di saat yang bersamaan, tekanan pembiayaan baru lahir dari kenaikan beban subsidi dan belanja rutin.
"Efek dari pendanaan utang selama pandemi juga berkorelasi dengan naiknya beban bunga utang pemerintah," jelas Bhima.
Editor : Abdulloh Hilmi
Artikel Terkait