Sukhairi berharap masyarakat Madina tidak mengeluhkan perubahan teknologi ini. Jika ada kendala teknis dalam implementasi sistem pembayaran ini, menurut dia, merupakan hal yang biasa.
Sukhairi optimistis program mendigitalisasi Madina akan dapat menghemat waktu dan mempermudah transaksi.
"Jadi, era digital memang ada plus-minus. Kami yakin pemerintah daerah melihat aspek positifnya. Jadi, mudah-mudahan para pedagang dapat memanfaatkan hal yang positif dari program ini. Tentunya untuk kebaikan masyarakat di kemudian hari,” kata Sukhairi.
Sementara Kepala Perwakilan BI Sibolga Yuliansyah Andrias mengatakan setelah pandemi Covid-19, program SIAP QRIS juga merupakan implementasi digitalisasi sistem pembayaran dalam upaya memperluas akseptasi atau penerimaan pembayaran digital di pasar tradisional, modern, dan pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia.
Yuliansyah berharap program itu dapat menjadi momentum untuk mempersiapkan pasar dan pusat perbelanjaan dalam memasuki era digital.
Dengan menggunakan QRIS, kata Yuliansyah, masyarakat tidak perlu khawatir akan membawa uang tunai ke tempat belanja. Kini masyarakat bisa lebih mudah dengan cara memindai barcode yang telah disediakan.
"Setelah di-scan nanti uangnya bisa langsung masuk ke rekening bank milik bapak-ibu. Ini akan terhindar dari uang hilang atau uang palsu," katanya
Editor : Ahmad Chairuman
Artikel Terkait