Dokter Spesialis Paru Nilai Risiko Perokok Aktif Maupun Pasif Sama

Donatus Nador
Ilustrasi: Rokok

MEDAN, iNews.id - Dalam rangka memperingati Hari Tembakau se-Dunia yang jatuh pada 31 Mei, dokter Spesialis Paru dari RS Siloam Hospitals Dhirga Surya di Kota Medan, dr Rudy Irawan Sp. P(K) mengingatkan bahwa dampak merokok sama bahayanya bagi perokok aktif maupun pasif.

"Ditemukan bahwa resiko terpapar penyakit atau gangguan kesehatan bagi perokok aktif maupun pasif adalah sama, satu banding satu," ungkap Rudy Irawan, pada sesi edukasi melalui Instagram, Jumat (10/6/2022).

Merujuk laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (Seatca) berjudul The Tobacco Control Atlas tahun 2019, jumlah perokok di Indonesia sebanyak 65,19 juta. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia Tenggara.

Sementara itu, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, jumlah perokok di atas 15 tahun sebanyak 33,8 persen. Dari jumlah tersebut 62,9 persen merupakan perokok laki-laki dan 4,8 persen perokok perempuan.

Dokter Rudy Irawan mengatakan, dalam asap rokok, zat yang paling membahayakan bagi perokok adalah tar yang dihasilkan dari proses pembakaran zat kimia dan partikel padat (solid carbon) yang hanya dihasilkan saat rokok dibakar.

Rudy menjelaskan, ada lebih dari 7.000 macam senyawa kimia dalam tar. Sebagian di antaranya berbahaya terhadap kesehatan. "Dan setidaknya ada 250 zat di dalam batang rokok yang berbahaya, dan 69 jenis di antaranya diketahui bersifat karsinogenik, yaitu dapat menyebabkan kanker," ujarnya.

Lanjut Rudi, perokok aktif pada hakekatnya menghisap dua jenis zat utama. Yaitu asap pembakaran dari tar dan nikotin. Keduanya berbahaya, dan 'asap sampingan' yang paling berbahaya karena selain bisa terhirup manusia juga dapat hinggap di mana saja seperti baju, lengan, dan lainnya.

Untuk mengurangi dampak negatif dari rokok dan mengutamakan kemaslahatan masyarakat, lanjut dia, tradisi dan budaya merokok harus diubah.

Menurutnya, jika dilihat dari karakteristik dan perilakunya, upaya untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia harus dilakukan berbagai pendekatan (pendekatan holistik) secara budaya, kesehatan, ekonomi, regulasi dan komunikasi.

"Pendekatan holistik ini diperlukan agar dalam penanganannya, dapat dipetakan bagaimana aspek tradisi dan budaya merokok mempengaruhi gaya hidup seseorang," ungkapnya.

Oleh karena itu, upaya mengatasi permasalahan merokok harus melibatkan semua pemangku kepentingan terkait, mulai dari pemerintah, masyarakat, praktisi kesehatan, akademisi, pelaku industri dan juga para perokok itu sendiri.

Jika saat ini Anda masih aktif merokok, pertimbangkan untuk segera berhenti. Sebab, terdapat lebih dari 16 penyakit utama pada perokok yang dapat merusak kualitas hidup manusia.

"Misalnya kerusakan atau gangguan paru-paru, penyakit jantung, kanker, rusaknya sistem reproduksi pada wanita, hingga kerusakan organ pada mulut dan tulang. Semua penyakit ini mengintai dan bisa mengancam nyawa," tutupnya.

Editor : Abdulloh Hilmi

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network